Senin, 02 Mei 2016

Aku Lupa Arti Aku Sebenarnya 1

"Sebut saja aku Logika, sosok yang selalu kalah oleh Rasa."
 (http://www.hdfreeimages.in)


Wahai Rasa, untuk saat ini menulis tentangmu adalah suatu kebosanan. Aku si pemilik sifat super egois ini lebih tertarik untuk mengenal arti kata Aku sebenarnya. Aku yang ingin lebih membandingkan Aku dulu dan Aku sekarang. Dimulai dengan bayangan dari sosok Aku pertama kali menginjak bangku kuliah. Polos dan enggan bersikap terlalu ramah terhadap orang yang baru dikenal merupakan gambaran awal dari Aku. Karena Aku boleh dibilang Nol dalam masalah beradaptasi. Namun, semua hal baru menuntut Aku untuk sedikit merubah sikapku yang terlalu tertutup. Aku pun mulai berkenalan dengan banyak teman, namun tetap hanya beberapa orang saja yang menjadi teman baik ku. 

Aku seorang gadis yang baru lulus Sekolah Menengah Atas itu dipaksa untuk menyukai rutinitas baru. Dari mulai hidup di satu ruangan dengan banyak orang, berbagi kamar mandi, bahkan harus benar-benar belajar mengalahkan sifat egoisku untuk mencari aman. Masa-masa sulit dan pahit diantara ingin kembali pulang atau terus bertahan. Antara besarnya ego dan gengsi bila harus berterusterang kepada orangtua.

Hari-hari berikutnya aku lalui tanpa banyak berkeluh kesah. Mungkin hanya sesekali aku berbagi cerita kepada teman seperjuangan. Selebihnya Aku simpan rapi untuk diriku sendiri. Bahkan seseorang yang dulu menjadi "teman" terdekatku pun tidak tahu menahu tentang kehidupanku yang baru. Mungkin aku waktu itu sempat menorehkan luka di hati seseorang tersebut. Ah sudahlah, aku sudah bilang diawal aku sedang tidak tertarik untuk menulis tentangmu hei Rasa. Biar aku sendiri yang simpan cerita itu. OK.

Beberapa selang waktu terlewati dengan bertahan dan mencoba melalui semuanya seperti kebanyakan orang, akhirnya aku mengerti bahwa semua yang aku lihat buruk tidak selalu seperti kelihatannya. Aku menemukan banyak kesenangan didalam kesedihan. Teman-teman terbaikku, kakak-kakak kelasku, dosen -dosen, ibu-bapa kantin, makanan dapur dan bahkan orang-orang yang suka iseng menggangguku semuanya membuat hidupku lebih berwarna. Keadaan yang tidak sama dengan kehidupan lamaku yang terlalu dimanjakan oleh kenyamanan tanpa beban.

Semester satu perkuliahan aku jalani dengan masih menjadi Aku yang dulu. Masih giat belajar, tidak terlalu peduli penampilan, kekanakkan dan penuh rasa ingin tahu. Sifat alami yang aku bawa dari bangku SMA. Dan tentu masih dengan tekad "ingin sendiri". Walaupun akhirnya goyah diakhir-akhir semester satu karena terhasut keadaan. Ah Rasa, dia memang sulit untuk Aku hindari. Tetapi keberuntungan selalu berpihak padaku, dan akhirnya si Rasa bisa aku usir jauh-jauh. Walaupun dengan Rasa yang berbeda.



Bersambung :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar