Doa ku terus berulang, layaknya kayuhan sepeda yang akan membawa kita menuju kesana
Tahukah
kamu doa apa yang aku panjatkan selama ini dalam masa penantianku?
KepadaNya yang maha pemurah lagi maha penyayang, aku meminta untuk
disandingkan dengan pilihanNya yang terbaik. Karena terbaik menurut
perkiraanku belum tentu terbaik menurutNya. Sekarang kamu pun hadir dan
masuk kedalam kehidupanku. Entahlah aku belum tahu benar kamu yang
sekarang itu jawaban dariNya atau bukan. Biarlah waktu yang mengungkap
semuanya. Karena masih banyak kemungkinan-kemungkinan lain selain aku
dan kamu yang akan menjadi kita. Mungkin saja masih ada dia yang lain.
Mungkin saja aku hanya persinggahanmu. Mungkin dan mungkin.
Aku
tahu perkenalan kita masih terbilang seumur jagung. Tapi keseriusanmu
bertandang dan menemui orangtuaku itu sanggup mengikis keraguan dalam
hati. Jujur ini adalah kali pertamaku diperkenalkan dengan tipe orang
sepertimu. Kamu yang pernah terjatuh sampai harus merangkak mencari
penopang untuk sanggup berdiri lagi ternyata tidak ragu mengambil
keputusan seperti itu. Padahal aku merupakan orang yang sangat asing
untukmu. Tapi sudahlah sekali lagi aku ingin waktu yang menjawab
semuanya.
Terimakasihku tak henti terucap untukmu
yang mau dekat. Namun, banyak hal yang belum kamu ketahui tentang
makhluk manja ini. Terlalu lama waktu yang dibutuhkan untuk sekedar
membahas sifat buruk di diriku. Dan aku harap kamu tak berhenti begitu
saja atau membiarkanku nyaman dengan sifat-sifat yang sudah melekat
selama 21 tahun itu. Aku harap kamu tidak bosan mengingatkanku akan
kebaikan. Karena sebagai imam yang baik, kamu kelak wajib menegurku bila
aku salah. Dan sebaliknya kamu pun tidak boleh marah saat aku sedikit
lancang mengoreksi apa yang menurutku salah pada dirimu. Karena kita
sama-sama manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan.
Sekarang
gadis manja ini sedang bersusah payah memantaskan diri dan menyiapkan
semuanya. Ya kamu tahu bukan, seperti mahawiswi kebanyakan aku pun
disibukkan dengan tugas-tugas perkuliahan ditambah delapan jam bekerja
selama lima hari. Aku yang ini masih harus banyak belajar apabila ingin
menjadi perempuan teristimewamu. Mungkin ibu mu pun masih ragu untuk
menitipkan anak kesayangannya padaku. Takut-takut gizinya tidak
terpenuhi, ya karena keahlian memasakku berhenti di telor ceplok, telor
matasapi, nasi goreng, mie instan dan masakan-masakan receh lain yang
anak SD pun bisa memasaknya.
Aku tahu kamu tipe
orang penyabar. Aku harap kesabaranmu untukku tidak ada batasannya,
karena mungkin saja kamu masih harus menanti beberapa saat agar semuanya
siap. Selama masa penantianmu, tetaplah yakin apabila kita berjodoh
maka tidak akan ada sesuatu pun sanggup untuk memisahkannya. Jaga dirimu
baik-baik dan jaga aku dengan doa mu. Sebelum sepenuhnya hidupku aku serahkan untuk mengabdi padamu.
Edit di pagi hari
Asrama Putri 4
Jesi Komalasari :)